Pages

Senin, 19 Oktober 2009

Elang dan Kalkun

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas. Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, "Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!". Elang membalas, "Kedengarannya ide yang bagus".

Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, "Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini". Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya,"Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?". Sapi menjawab, "Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan".

Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani. Sapi menjawab, "Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami samasekali tidak perlu bekerja untuk makanan". Kalkun tambah bingung, "Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?". Sapi menjawab, "Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal." Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang, "Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup."Elang juga goyah dengan pengalaman ini, "Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik".

Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap dimana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana kedepannya.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun lalu suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanksgiving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk minggat dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang. Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanksgiving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi. Selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus.

(copy-paste dari DB)

Minggu, 18 Oktober 2009

The Power of Your Action

Suatu hari, ketika aku baru memasuki sekolah baruku, aku melihat seorang anak dari kelasku sedang berjalan, hendak pulang ke rumah. Namanya Kyle. Sepertinya dia membawa semua bukunya yang ada di dalam loker. Aku berpikir dalam benakku, ”Kenapa ada seseorang yang membawa semua bukunya di hari Jumat? Dia pastilah kutu buku.” Aku sendiri mempunyai akhir pekan penuh rencana (pesta-pesta dan game football bersama teman di siang keesokan harinya), jadi aku tidak menghiraukannya dan terus berjalan.

Saat aku berjalan, aku melihat sekelompok pemuda berlari ke arah dia. Mereka menabrak dia, menjatuhkan semua bukunya dari tangan dan sengaja menjegal kakinya supaya ia jatuh mendarat di tanah kotor. Kacamatanya terlempar, dan aku melihatnya jatuh di rumput, sekitar 10 kaki darinya. Dia mendongak dan aku melihat kesedihan dalam matanya.

Hatiku miris melihat dia. Aku pun berlari ke arahnya, dan ketika ia merangkak ke sekelilingnya mencari kacamatanya, aku melihat air mata di matanya. Aku ulurkan kacamata padanya dan berkata, ”Those guys are jerks. Mereka seharusnya mempunyai kerjaan yang lebih bagus dari ini.”

Dia melihatku dan berkata, ”Hey, thanks!” Sebuah senyuman besar muncul di wajahnya. Itu adalah salah satu senyuman yang benar-benar menunjukkan rasa terima kasih yang mendalam. Aku lalu membantunya mengambil semua buku dan menanyakan di mana dia tinggal. Ternyata, ia tinggal dekat rumahku. Aku bertanya kenapa aku tidak pernah melihat dia sebelumnya. Dia bilang, sebelumnya ia sekolah di sekolah swasta sebelum datang ke sekolah ini.

Aku tidak pernah bergaul dengan murid sekolah swasta sebelumnya. Kami berbicara sepanjang jalan, dan aku membawa semua bukunya. Tak kusangka, ia anak yang lumayan mengagumkan. Aku memintanya untuk bermain football di hari Sabtu denganku dan semua teman-temanku. Dia jawab iya. Kami pergi bermain sepanjang akhir pekan itu dan lebih dekat aku mengenal Kyle, aku menjadi lebih menyukainya. Semua temanku juga berpikir demikian.

Senin pagi tiba, dan Kyle datang membawa setumpuk buku lagi di tangannya. Aku menghentikan langkahnya dan berkata, ”Damn boy, kau akan membuat otot serius dengan semua bukumu setiap hari!” Dia hanya tertawa dan memberikan setengahnya padaku. Lebih dari empat tahun, Kyle dan aku menjadi teman baik.

Ketika kami berada di tingkat akhir sekolah, kami mulai berpikir tentang kuliah di universitas. Kyle memutuskan kuliah di Georgetown, dan aku di Duke. Aku tahu kita akan selalu berteman, bahkan beribu-ribu mil pun tidak akan menjadi masalah. Dia akan menjadi seorang dokter, dan aku mencari beasiswa football.

Kyle waktu itu adalah murid terbaik yang akan membacakan pidato perpisahannya di depan sekolah. Aku menggodanya sepanjang hari karena sifat kutu-bukunya. Dia pun harus menyiapkan pidato untuk hari kelulusan kami. Aku sangat senang bukan aku yang harus berdiri di depan podium dan bicara.

Hari kelulusan tiba, aku melihat Kyle dan dia tampak hebat. Dia adalah salah satu orang yang benar-benar menemukan ’dirinya’ di masa sekolah. Dia bijaksana dan sebenarnya tampak tampan dengan kacamatanya. Dia punya lebih banyak kencan daripadaku dan semua gadis menyukainya.

Boy, kadang-kadang aku iri. Hari ini adalah hari yang sama seperti biasanya, di mana aku melihat Kyle gugup dengan pidatonya. Aku memukul punggungnya dan berkata, ”Hey, big guy, you’ll be great!”

Dia melihatku dengan tatapan khasnya (tatapan penuh rasa terima kasih) dan tersenyum. ”Thanks,” katanya.

Ketika ia memulai pidatonya, ia berdeham, membersihkan tenggorokannya, dan ia mulai berbicara.

”Hari kelulusan adalah waktu untuk berterima kasih pada semua orang yang membantumu melalui semua tahun-tahun yang sulit. Pada orangtuamu, gurumu, saudaramu, dan mungkin pelatih....tapi sebagian besar pada temanmu. Aku di sini untuk mengatakan kalian semua bahwa teman bagi seseorang, adalah hadiah terbaik yang bisa kau berikan padanya. Dan aku akan menceritakan sebuah cerita pada kalian.”

Aku menatap pada temanku itu dalam rasa tidak percaya akan kisah yang dia ceritakan pada hari pertama kami bertemu. Saat itu ia berencana untuk membunuh dirinya sendiri di akhir pekan. Dia bercerita bagaimana ia membersihkan semua isi lokernya agar ibunya tidak perlu repot untuk melakukannya setelah ia mati. Ia menatap tajam padaku dan memberikan satu senyuman kecil. ”Thankfully, I was saved. My friend saved me from doing the unspeakable."

Aku mendengar beberapa orang menarik nafas di antara keramaian saat si tampan, lelaki populer itu menceritakan kami akan semua momen terlemahnya. Aku menyaksikan ayah dan ibunya menatapku dan tersenyum dengan rasa terima kasih yang dalam, persis sama dengan senyuman Kyle. Tidak sampai pada momen tersebut, aku baru menyadari arti senyuman mereka.

Jangan pernah meremehkan kekuatan tindakanmu. Hanya dengan satu perbuatan kecil tak berarti, kau bisa mengubah kehidupan seseorang.

”Friends are angels who lift us to our feet when our wings have trouble remembering how to fly.”



(Blog’s author only translated english article to bahasa indonesia)

Sabtu, 17 Oktober 2009

Tetap Mengasihi

Banyak orang sering mementingkan diri sendiri
Dan bertindak yang tidak masuk akal.
Namun tetaplah mengampuni mereka.

Jika engkau baik hati,
Mungkin orang menuduh kau egois, dan berpura-pura.
Namun tetaplah menjadi baik selalu.

Jika engkau sukses,
Sering tidak menemukan banyak teman sejati yang setia,
Malah engkau lebih banyak mendapatkan musuh.
Namun tetaplah meraih kesuksesan selalu.

Jika engkau jujur dan tulus,
Mungkin orang akan menipumu.
Namun tetaplah jujur dan tulus selalu.

Apa yang engkau kerjakan bertahun-tahun,
Orang dapat menghancurkan dalam semalam.
Namun tetaplah berkarya.

Jika engkau tenang dan bahagia,
Banyak orang akan iri hati.
Namun tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang engkau perbuat hari demi hari,
Sering akan dilupakan orang.
Namun tetaplah berbuat baik selalu.

Berilah yang terbaik dari apa yang kau miliki,
Mungkin orang tidak pernah merasa cukup.
Namun tetaplah memberi yang terbaik.

Maka yang menentukan pada akhirnya,
Hanya engkau dan Tuhan.
Bukan engkau dan mereka.

((taken from somewhere. Not made by blog's author.))

Kamis, 15 Oktober 2009

Ukuran Hidup

Hidup tidak hanya diukur oleh jumlah udara yang kita hirup, melainkan oleh momen yang membuat kita terpukau.

Pikirkan hal ini. Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi ini 100% benar.

1. Setidaknya ada dua orang di dunia ini yang sangat mencintaimu hingga mereka rela mati untukmu.

2. Setidaknya ada 15 orang di dunia ini yang mencintaimu apa adanya.

3. Satu-satunya alasan kenapa orang membencimu adalah karena mereka ingin menjadi sepertimu.

4. Sebuah senyuman darimu dapat membawa kebahagiaan pada semua orang, walaupun mereka membencimu.

5.Setiap malam, SESEORANG memikirkanmu sebelum ia pergi tidur.

6. Kau sama berartinya dengan seluruh dunia bagi seseorang.

7. Jika bukan karena kau, seseorang mungkin tidak bisa hidup.

8. Kau sangat unik dan istimewa.

9. Ketika kau berpikir tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, kau mungkin tidak akan mendapatkannya. Tapi kalau kau percaya Tuhan melakukan yang terbaik dan menunggu waktu-Nya, cepat atau lambat, kau akan mendapatkannya atau bahkan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang kau inginkan.

10. Ketika kau melakukan kesalahan terbesar dalam hidupmu, sesuatu yang baik masih bisa datang dari hal tersebut.

11. Ketika kau merasa seluruh dunia melawanmu, lihatlah pada sekelilingmu, mungkin kaulah yang berusaha melawan seluruh dunia.

12. Seseorang yang kau tidak sadari keberadaannya, mencintaimu.

13. Ingatlah selalu pada setiap pujian yang kau terima. Lupakan saja semua kata-kata penghinaan.

14. Bilanglah selalu pada seseorang di dekatmu tentang apa yang kau rasakan pada mereka. Kau akan merasa jauh lebih baik ketika mereka tahu dan kau bersama orang-orang terdekatmu akan sama-sama bahagia.

15. Jika kau mempunyai teman terbaik, ambillah waktu untuk membiarkan mereka tahu bahwa mereka adalah teman terbaik yang pernah kau miliki.

Menjadi Orang yang Rendah Hati









Apakah anda ingin menjadi orang yang sempurna? Yang disukai banyak orang dan memiliki banyak teman yang mengasihi anda? Kuncinya adalah dengan menjadi orang yang rendah hati. Namun, bagaimanakah caranya?


1. Berbicara sesedikit mungkin tentang diri sendiri. Orang lebih senang menjadikan dirinya sebagai pusat pembicaraan. Banyak orang membuat sensasi agar dijadikan buah mulut orang-orang di sekitarnya, membuat mereka merasa sangat dihargai, bahkan diri kita sendiri pun kadang begitu. Di lain kesempatan, kita juga terkadang merasa tertekan ketika ternyata menemukan kehadiran kita biasa-biasa saja. Sebaiknya jika memungkinkan, kita tidak usah membangga-banggakan diri sendiri dan prestasi yang sudah dicapai. Lebih baik orang lain tahu semua itu dari orang lain, saudara, atau siapa saja.


2. Mengurus atau mengerjakan sendiri urusan pribadi. Meskipun mungkin kita mempunyai pembantu di rumah, bukan berarti kita harus menggantungkan semua urusan padanya. Jika bisa, bersihkan kamar anda sendiri tanpa harus menyuruh pembantu melakukannya yang sudah terlalu lelah mengurus segala urusan rumah.


3. Hindari rasa ingin tahu yang berlebihan dan janganlah mencampuri urusan orang lain. Sebisa mungkin jika hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan kita, kita jangan terlalu mencampuri.


4. Terimalah pertentangan dengan kegembiraan. Satu orang memiliki satu atau dua pendapat itu wajar. Tapi, bagaimana jika ada 50 orang dalam satu ruangan? Tentu sudah pasti akan ada lebih dari 50 macam pendapat yang berbeda-beda. Perbedaan pendapat itu akan selalu ada, namun yang menjadi masalahnya adalah kemampuan kita untuk menyikapi dan menghargai perbedaan pendapat. Jika tidak bisa, maka hal ini akan menjadi cikal bakal munculnya konflik. Mulai sekarang, hargai dan terima perbedaan pendapat yang ada di sekitar kita.


5. Jangan memusatkan perhatian kepada kesalahan orang lain. Kalau kita suka menyimpan kesalahan orang lain, itu sama saja kita menganggap diri kita lebih baik dibandingkan orang lain. Padahal, kita sendiri pun sering berbuat kesalahan, bukan? Dan jujur, kita pun akan jauh lebih berbahagia jika orang lain memaafkan kesalahan kita. Lantas kalau kita pandang itu baik, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama pada orang lain?


6. Terimalah perasaan tidak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah. Tidak usah berkecil hati. Kalau manusia tidak bersedia memperhatikan kita, itu sama saja kita memberikan tempat bagi Tuhan untuk mengambil alih tempat itu. Jadi, kalau Tuhan sendiri yang memperhatikan kita, dijamin hidup kita akan lebih baik.

7. Bersikap sopan dan peka, sekalipun ada seseorang yang memancing amarah kita.

8. Janganlah mencoba agar dikagumi dan dicintai orang lain.

9. Bersikaplah mengalah dalam perbedaan pendapat, walaupun anda yang benar.

Berpikir negatif tidak Menguntungkan

Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah, disimpulkan bahwa berpikir negatif dapat memberikan dampak buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

Dampak itu adalah:
1. Melemahkan sistem kekebalan tubuh.
2. Menyebabkan seseorang tertekan dan kehilangan banyak energi.
3. Mengakibatkan seseorang nggak mampu lagi berbuat sesuatu untuk menciptakan prestasi maupun kebahagiaan.

Ada sebuah cerita tentang sepasang muda-mudi yang menjelaskan bagaimana berpikiran negatif dapat menghancurkan seseorang.

Tragedi itu bermula ketika pemuda tadi harus pergi berjuang ke medan perang. Pada saat peperangan, kaki kanannya putus terkena bom. Dia merasa tidak pantas punya gadis pujaan hati karena kakinya cacat. Ia pun kemudian meminta bantuan temannya untuk memberitahukan kekasihnya kalau dia sudah gugur di medan peperangan. Setelah itu, ia malah semakin putus asa karena dia masih sangat mencintai gadis itu. Sampai suatu hari dia mendengar mantan kekasihnya akan segera menikah.

Pemuda tadi lantas merasa senang bercampur sedih. Di satu sisi ia senang kekasih hatinya sudah menemukan pengganti, tetapi di sisi lain ia juga turut merasa sedih karena kekasihnya menjadi milik orang lain. Pemuda tersebut ingin melihat mantan kekasihnya tersenyum bahagia. Dia sengaja datang pada acara pernikahan dan terus memperhatikan wanita itu secara diam-diam.

Tetapi dia sangat terkejut melihat calon suami kekasihnya itu. Pria itu adalah teman seperjuangan yang terputus kedua kakinya akibat perang.

Pemuda itu sangat menyesal kenapa dulu dia berpikir negatif dan terburu-buru memutuskan untuk mengundurkan diri karena kakinya terputus satu. Mengapa dia tidak menemui kekasihnya terlebih dahulu dan menanyakan secara langsung? Tetapi semua sudah terlambat, pemikiran negatif Cuma meninggalkan penyesalan.

Kisah tadi menegaskan bahwa kita seharusnya memikirkan kemungkinan terbaik terlebih dahulu, sebelum memikirkan kemungkinan terburuk. Sebab apa yang terjadi di depan nanti mungkin jauh lebih baik dari apa yang kita pikirkan. Menyimpan pikiran negatif akan merugikan kita. Karena itu, budayakan berpikir positif dalam hidup kita. Kemampuan berpikir positif terbentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang positif pula.


Berikut ini merupakan tips mengkondisikan diri agar setiap saat berpikir positif:

Tips pertama adalah mengurangi informasi negatif. Mungkin kita cenderung lebih sering mendengar berita tentang tragedi maupun tindak kejahatan, penindasan, penyelewengan dan lain sebagainya. Tetapi berita tentang keharmonisan, kepedulian, kejujuran dan cinta kasih seringkali luput dari perhatian. Maka, mulai saat ini kurangi informasi tentang hal-hal yang negatif. Ada baiknya kalau kita berusaha bergaul hanya dengan orang-orang yang secara pasti memberikan masukan positif terhadap cara berpikir. Brian Tracy mengatakan, ”Bergaullah dengan orang yang tepat. Bekerjasamalah dengan orang yang positif, yang berorientasi kepada hasil, mereka yang membangkitkan semangat dan menginspirasikan banyak hal kepadamu.”

Tips kedua adalah memfokuskan diri hanya kepada hal-hal yang positif. Sekali lagi belajarlah bersyukur atas segala keadaan yang terjadi dalam hidup kita. Kalau kita mengembangkan gaya hidup bersyukur, kita bakal selalu melihat segala sesuatu dengan positif.


Tips ketiga adalah menerima kejadian apa adanya dan menghilangkan negatif atau trauma. Kalau trauma itu benar-benar sulit dihilangkan, bukan berarti itu merupakan tanda-tanda kelemahan kita. Trauma itu cuma akan menjadi penjara dalam hidup kita. Penjara itu lama-kelamaan membatasi ruang gerak dan potensi kita. Daripada kita berkubang dalam rasa traumatik, lebih baik kita mengampuni diri sendiri dan orang-orang yang sudah menyebabkan trauma itu.

Kata Zig-Ziglar, ”It’s not the situation, but wheather we react (negative) or respond (positive) to the situation that’s important. Bukan persoalan situasinya yang tidak tepat, yang terpenting adalah bagaimana kita mereaksi atau merespon situasi tersebut.”

Mulailah berpikir positif hari ini dan lihatlah kita akan menikmati kejadian-kejadian yang menyenangkan sepanjang waktu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...