Pages

Kamis, 25 November 2010

Lepaskan untuk Mendapatkan yang Lebih Baik




Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke dalam bus, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang anda lakukan. Mengapa anda melemparkan sepatu yang sebelah juga?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup: jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.
Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Terkadang, kita juga kehilangan hal baik.

Ini semua dapat diartikan :
Supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.
Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras hati dan berusaha mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.
Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada Pesta yang tak pernah usai. Semua yang ada didunia ini tiada yang abadi.

1 komentar :

  1. Untuk sampai pada pemahaman tentang keikhlasan ,memang merupakan suatu yang perlu pembiasaan, karena amat sulit bagi sebagian orang untuk berubah ,hal ini harus melalui proses yang tidak mudah untuk dilakukan.Semua harus dilandasi dengan rasa rela berkorban, dalam arti berkorban yang sesungguhnya tidak saja berupa materi yang memang lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan korban perasaan. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah hati ,kadang-kadang dalam keadaan tertentu kita dapat menerima kehilangan orang yang kita kasihi, namun karena hidup itu pada dasarnya memang membutuh kasih sayang bagi setiap insan ,sebagai upaya untuk memberdayakan arti hidup bagi seseorang sungguh amat sulit , bagaimanapun besar upaya kita untuk berlaku ikhlas tetap saja hal ini merupakan hal yang sulit,walaupun hanya sekedar untuk menjadikan kenangan itupun sudah sangat berarti dari pada hilang tanpa bekas. Toh mengenai rasa ini saya yakin datang dari Tuhan dan semua yang telah Allah ciptakan pasti ada bermanfaat bagi HambaNya ,jadi jangan pernah merememehkan hal -hal yang dianggap kecil dan konyol , karena dari yang sedemikian itu kadang -kadang sungguh berarti bagi kehidupan seseorang untuk memahami dan lebih mengenaliNya. Memang Allah perancang yang hebat bagi hambaNya.

    BalasHapus

Share your feeling here

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...